KEHIDUPAN MANUSIA PRA-AKSARA INDONESIA
- Pengertian Masa Pra-Aksara
- Pembabakan Masa Pra-Aksara Indonesia
- Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
- Penguasaan Teknologi
- Kondisi Sosial
- Manusia Pendukung
- Hasil-Hasil Kebudayaan
- Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
- Kehidupan Sosial
- Hasil Kebudayaan
- Keberadaan Teknologi
- Manusia Pendukung
- Zaman Batu Muda (Neolitikum)
- Teknologi
- Kehidupan Sosial
- Manusia Pendukung
- Hasil Budaya
- Zaman Batu Besar (Megalitikum)
- Bidang Teknologi
- Sistem Kepercayaan
- Zaman Logam (±10.000 Tahun Silam)
Teknologi yang Dihasilkan
Bijih logam mungkin sudah ditemukan pada zaman batu tua.Sementara pengetahuan untuk meleburnya menjadi lempengan logam, baru terbentuk pada zaman berikutnya.Adapun kemampuan melebur serta membuat alat-alat yang lebih fungsional (memiliki kegunaan praktis) baru tercipta setelah kepandaian membuat alat-alat dari batu mencapai puncaknya.Namun, tradisi penggunaan alat dari batu pun terus dipertahankan bersamaan dengan tradisi penggunaan alat dari logam.
Peradaban zaman ini menghasilkan kapak corong, candrasa (kapak corong yang salah satu sisinya panjang), nekara berukir yang berfungsi sebagai alat upacara, nekara yang tinggi panjang (moko), alat-alat pertanian, dan perhiasan.Zaman pra-aksara Indonesia tidak mengenal zaman tembaga, tetapi hanya mengalami zaman perunggu dan zaman besi.
Kehidupan Sosial
Melalui proses evolusi, peradaban pra-aksara Indonesia mengenal zaman logam, suatu zaman yang lebih maju dibandingkan dengan zaman batu. Dengan peralatan logam, kehidupan bisa berjalan lebih baik, usaha pertanian lebih produktif (memberi hasil).
Manusia Pendukung
Manusia pendukungnya Deutro Melayu yang hidup pada ± 300 SM.
- Tradisi Pewarisan Budaya Masyarakat
- Cara Masyarakat Merekam dan Mewariskan Masa lalu
Tradisi lisan dapat diartikan sebagai proses dapat pula sebagai produk. Sebagai proses, tradisi lisan terkait dengan kebiasaan anggota masyarakat menyampaikan pengalaman hidup sehari-hari serta pengalaman masa lalu melalui bahasa lisan. Sebagai produk, tradisi lisan terbentuk karena kebiasaan anggota masyarakat tersebut menyampaikan informasi, pengalaman melalui lisan.Sebagai produk, tradisi lisan juga terlihat dalam legenda, folklor, kisah atau mitos. Tradisi lisan dapat pula diartikan sebagai pengungkapan lisan yang disampaikan dengan kata-kata dari satu generasi ke generasi yang lain dan seterusnya.
Tradisi lisan merupakan bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari dengan menggunakan bahasa sebagai media/alat untuk menyampaikan pesan, gagasan, serta pengalaman. Pesan, gagasan, serta pengalaman tersebut disampaikan secara lisan oleh siapa pun yang memiliki pesan, gagasan, dan pengalaman tersebut kepada orang lain dalam lingkungan tempat tinggal mereka. Bagi masyarakat yang belum mengenal tulisan, tradisi lisan merupakan media untuk mewariskan pengalaman masa lalu dan masa kini untuk generasi yang hidup saat itu dan generasi yang akan datang.
- Cara Masyarakat Mengenal Tulisan dan Mengembangkan Tradisi Sejarah
- Folklor, Mitologi, Legenda, dan Lagu
Folklor merupakan bagian dari sastra lisan yang berisi cerita, kisah, adat istiadat keagamaan, upacara ritual, dan pengetahuan pada rakyat di daerah tertentu.Sebagai sumber sejarah, folklor dapat dijadikan sebagai pelajaran, pengajaran yang diwariskan dari masa lampau dan memberikan gambaran nyata dan benar dari pengalaman sosial suatu kebudayaan lisan. Folklor sebagai kebudayaan dibangun dari bahan sosial, yaitu hasil abstraksi dari pengalaman sosial suatu masyarakat.
Mitos merupakan cerita tradisional yang materinya menyangkut dewa, penciptaan dunia, dan makhluk hidup.Dalam bahasa Yunani, mite berarti alur pemberian hubungan antara manusia, dewa, alam semesta, dan pengalamannya.
Legenda adalah tradisi lisan masyarakat sebagai hasil rekonstruksi ingatan serta khayalan tentang lingkungan tempat tinggal mereka.Walaupun sulit dibuktikan kebenaran tentang isinya, legenda dapat dikritisi oleh sejarawan sebagai salah satu sumber sejarah untuk menggambarkan kebudayaan daerah yang diteliti. Sebagai contoh di Jawa Barat terdapat legenda Sangkuriang, dan di Sumatra Barat terdapat legenda Malin Kundang.Legenda Sangkuriang dikaitkan dengan terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu, sedangkan legenda Malin Kundang terkait dengan kisah seorang anak yang durhaka pada orangtuanya sesuai dengan adat istiadat masyarakat Minangkabau.Legenda-legenda tersebut berisi ajaran moral serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat setempat.Hampir semua daerah di Indonesia memiliki legenda tentang daerahnya.
- Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Selain benda-benda kebudayaan di Tonkin juga ditemukan fosil manusia yang menempati daerah tersebut yang terdiri atas dua golongan bangsa, yaitu jenis Papua Melanesoid dan Europasoid.Selain itu, ditemukan pula fosil jenis Mongoloid dan Austroloid.Persebaran jenis Melanesoid ini sampai ke Indonesia dan Lautan Teduh. Bangsa inilah yang melahirkan kebudayaan Bacson-Hoabinh yang menghasilkan alat-alat pebbles. Di sana pun terjadi percampuran antara Melanesoid dan Europasoid yang melahirkan Austroloid yang pada zaman neolitikum tersebar ke seluruh Kepulauan Indonesia. Dengan demikian, kebudayaan Neolitikum di Indonesia berasal dari Tonkin, tepatnya di Pegunungan Bacson dan Hoabinh.
- Kebudayaan Dongson
Berbagai peralatan yang ditemukan di Dongson memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Indonesia. Kesamaan tersebut di antaranya dilihat dari segi hiasan dan bahan yang digunakan.Nekara yang di temukan umumnya dihias gambar manusia atau hewan.Adapun bahan logam yang digunakan untuk membuatnya mengandung unsur timah yang berkualitas.Di Indonesia, bejana serupa banyak ditemukan di Kerinci,Madura dan paling banyak ditemukan di pulau Sumatra, Jawa, dan Maluku.Hal tersebut menimbulkan dugaan adanya hubungan budaya yang berkembang antara Dongson dan Indonesia.
- Kebudayaan Sa Huynh
Teknologi yang digunakan kebudayaan Sa Huynh untuk membuat logam disinyalir merupakan hasil perkenalan dan pengaruh dari kebudayaan Cina. Benda perunggu yang ditemukan di wilayah Sa Huynh berupa seperti gelang dan lonceng.Dua benda logam tersebut diduga ikut mempengaruhi kebudayaan dan keberadaan lonceng dan gelang di Indonesia.Kebudayaan Sa Huynh berasal dari kampung pesisir di selatan Da Nang, di antara Thua Thein dan delta Sungai Dong Nai di Provinsi Quang Nam, Vietnam, dan memiliki keahlian tinggi dalam bidang kerajinan logam, terutama perunggu. Kebudayaan Sa Huynh memiliki corak yang sangat mirip dengan kebudayaan Dongson, yang selama ini kita kenal memiliki pengaruh kuat di Asia Tenggara. Kebudayaan Sa Huynh ini berlangsung antara 600SM sampai 1M.
Ciri khas kebudayaan Sa Huynh yang membedakan dari kebudayaan Dong Son maupun kebudayaan lain, adalah kubur tempayan yang merupakan prosesi penguburan dengan memasukkan jenazah ke dalam tempayan.Setelah itu tempayan tersebut dikuburkan ke dalam tanah. Budaya inilah yang diyakini dibawa oleh orang Cham ke Kepulauan Indonesia. Hal ini berdasarkan bukti-bukti arkeologis berupa penemuan tempayan kubur di Laut Sulawesi yang memiliki kemiripan dengan tempayan kubur di Sa Huynh.Penemuan ini mendukung teori jalur perkembangan kebudayaan Sa Huynh yang ada di Vietnam masuk ke Indonesia.Kebudayaan Vietnam diyakini masuk ke Indonesia melalui dua jalur, yakni jalur barat, melewati pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan; dan jalur timur, melalui Formosa, Filipina, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.
D.penilaian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan ringkas dan jelas:
- Deskripsikan kehidupan masyarakat pra-aksara di Indonesia! Jawaban Anda harus memuat pengertian zaman pra-aksara, karakteristik zaman pra-aksara, pembabakan zaman pra-aksara!
- Mengapa proses perubahan masyarakat pra-aksara berlangsung lama? Uraikan analisis anda meliputi perkembangan pola kehidupan masyarakat Indonesia, teknologi yang digunakan, pengembangan pola fikirdan kreatifitas masyarakat pendukung!
- Mengapa perubahan dari tradisi berburu ke tradisi bercocok tanam disebut proses evolusi? Deskripsikan faktor-faktor pendukung perubahan tradisi berburu ke tradisi bercocok tanam! Deskripsikan pula karakteristik tradisi berburu dan bercocok tanam!
- Bagaimana perkembangan teknologi masyarakat zaman logam? Uraikan karakteristik zaman logam, pola kehidupan, dan hasil-hasil kebudayaan yang diciptakan!
- Buatlah analisis mendalam mengenai pengaruh budayaHoabinh, Bacson, Dongson Dan Sa Huynh pada masyarakat awal Indonesia! Analisis Anda sebaiknya memaparkan karakteristik masing-masing budaya tersebut dan pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat awal Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar