PEMERINTAHAN ORDE BARU TAHUN 1966 – 1998
A.Latar belakang lahirnya Orde Baru
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965. Lahirnya era orde baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama. Tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negeri yang tidak kondusif pada masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G30S PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar.
B.Kehidupan pada Masa Orde Baru
Berbagai kebijakan Orde Baru yang muncul telah menimbulkan pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Reaksi masyarakat pun berbeda – beda dalam menghadapinya. Secara perlahan, pengaruh pemerintahan Orde Baru dapat kita lihat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya.
1.Kehidupan politik masa Orde Baru
Langkah yang diambil pemerintah untuk penataan kehidupan politik :
a. Penataan politik dalam negeri
1. Pembentukan kabinet pembangunan
Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
- Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.
- Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
- Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.
- Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme.
Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan Pancakrida, yang meliputi:
- Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi.
- Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama.
- Pelaksanaan Pemilihan Umum.
- Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September.
- Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.
2. Pembubaran PKI dan organisasi masanya
Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :
- Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966.
- Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
- Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965.
3. Penyederhanaan dan pengelompokan partai politik
Setelah
pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan
berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan
(fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi
didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan 3 kekuatan sosial-politik, yaitu :
- Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan
Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok
partai politik Islam.
- Partai
Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik,
Partai Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat
nasionalis.
- Golongan Karya (Golkar).
4. Pemilihan umum
Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama Orde Baru menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia sudah tercipta. Apalagi pemilu itu berlangsung secara tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia).
5. Peran ganda ABRI
Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI.
Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara
pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan
adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD.
6. Pemasyarakatan P4
Pada
tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai
pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.
Guna
mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan
penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.
Tujuan dari penataran P4
adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila
sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan
nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka
opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah
Orde Baru.
Pelaksanaan Penataran P4
tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh
pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah
pada tahun 1985 kepada semua organisasi untuk menjadikan Pancasila
sebagai asas tunggal.
b. Pelaksanaan politik luar negeri
Pada masa Orde Baru, politik luar negeri Indonesia
diupayakan kembali kepada jalurnya yaitu politik luar negeri yang bebas
aktif. Untuk itu maka MPR mengeluarkan sejumlah ketetapan yang menjadi
landasan politik luar negeri Indonesia. Dimana politik luar negeri Indonesia harus berdasarkan kepentingan nasional, seperti permbangunan nasional, kemakmuran rakyat, kebenaran, serta keadilan.
1. Kembali menjadi anggota PBB
Indonesia
kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari komisi
bidang pertahanan keamanan dan luar negeri DPR GR terhadap pemerintah Indonesia.
Pada tanggal 3 Juni 1966 akhirnya disepakati bahwa Indonesia harus
kembali menjadi anggota PBB dan badan-badan internasional lainnya dalam
rangka menjawab kepentingan nasional yang semakin mendesak. Keputusan
untuk kembali ini dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak manfaat yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota PBB pada tahun 1950-1964. Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota PBB sejak tanggal 28 Desember 1966.
2. Pendirian ASEAN
Indonesia menjadi pemrakarsa didirikannya organisasi ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967. Latar belakang
didirikan Organisasi ASEAN adalah adanya kebutuhan untuk menjalin
hubungan kerja sama dengan negara-negara secara regional dengan
negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Tujuan awal didirikan ASEAN adalah untuk membendung perluasan paham komunisme setelah negara komunis Vietnam menyerang Kamboja.
Hubungan
kerjasama yang terjalin adalah dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya. Adapun negara yang tergabung dalam ASEAN adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
3. Integrasi Timor Timur ke wilayah Indonesia
Timor-
Timur merupakan wilayah koloni Portugis sejak abad ke-16 tapi kurang
diperhatikan oleh pemerintah pusat di Portugis sebab jarak yang cukup
jauh. Tahun 1975 terjadi kekacauan politik di Timor-Timur
antar partai politik yang tak terselesaikan sementara itu pemerintah
Portugis memilih untuk meninggalkan Timor-Timur. Kekacauan tersebut
membuat sebagian masyarakat Timor-Timur yang diwakili para pemimpin
partai politik memilih untuk menjadi bagian Republik Indonesia yang disambut baik oleh pemerintah Indonesia. Secara resmi akhirnya Timor-Timur menjadi bagian Indonesia pada bulan Juli 1976 dan dijadikan provinsi ke-27.
2.Kehidupan ekonomi masa Orde Baru
a. Stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi
Keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa Demokrasi Terpimpin,pemerintah menempuh cara :
Program Stabilisasi dilakukan dengan cara membendung laju inflasi.
Hasilnya
bertolak belakang dengan perbaikan inflasi sebab harga bahan kebutuhan
pokok melonjak namun inflasi berhasil dibendung (pada tahun akhir 1967-
awal 1968)
Sesudah
kabinet Pembangunan dibentuk pada bulan Juli 1968 berdasarkan Tap MPRS
No.XLI/MPRS/1968, kebijakan ekonomi pemerintah dialihkan pada
pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya sandang,
pangan, dan kurs valuta asing. Sejak saat itu kestabilan ekonomi
nasional relatif tercapai sebab sejak 1969 kenaikan harga bahan-bahan
pokok dan valuta asing dapat diatasi.
Program Rehabilitasi dilakukan dengan berusaha memulihkan kemampuan berproduksi.
Selama
10 tahun mengalami kelumpuhan dan kerusakan pada prasarana ekonomi dan
sosial. Lembaga perkreditan desa, gerakan koprasi, perbankan disalah
gunakan dan dijadikan alat kekuasaan oleh golongan dan kepentingan
tertentu. Dampaknya lembaga tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai
penyusun dan perbaikan tata hidup masyarakat.
b.Kerja sama luar negeri
Keadaan ekonomi Indonesia pasca Orde Lama sangat parah, hutangnya mencapai 2,3-2,7 miliar sehingga pemerintah Indonesia meminta negara-negara kreditor untuk dapat menunda pembayaran kembali utang Indonesia. Indonesia melakukan perundingan dengan Negara – Negara kreditor. Melalui pertemuan itu pemerintah Indonesia berhasil mengusahakan bantuan luar negeri. Indonesia mendapatkan penangguhan dan keringanan syarat-syarat pembayaran utangnya.
c.Pembangunan Nasional
Dilakukan
pembagunan nasional pada masa Orde Baru dengan tujuan terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah
dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.
Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi Trilogi Pembagunan adalah sebagai berikut.
1.Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3.Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
- Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
- Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun).
3.Aspek Sosial
Pada masa Orde Baru kondisi sosial masyarakat Indonesia
semakin membaik. Dalam bidang kesehatan misalnya, pada awal 1970 an
terdapat 6221 dokter dengan jumlah penduduk Indonesia saat itu 120
juta.Tingkat pendidikan pada masa Orde Baru juga baik, sebanyak 57%
penduduk yang berusia 7-12 duduk di sekolah dasar. Sementara rakyat Indonesia yang mengenyam perguruan tinggi 0,25%
Beralih
ke dekade 1980 an, kondisi social terus mengalami kemajuan. Lebih dari
100.000 sekolah dibangun dan 500.000 guru dipekerjakan. Pada tahun 1984
sebanyak 97% anak usia 7-12 mengenyam bangku sekolah, sebanyak 80,4%
kaum laki laki diatas 10 th dan 63,6% wanita sudah melek huruf. Pada tahun 1990 angka itu meningkat menjadi 89,6% dan 78,7%.
Urbanisasi semakin meningkat pada masa orde baru. Pada tahun 1990 sebanyak 30,9% penduduk Indonesia adalah kaum urban. Penduduk Jakarta mencapai 8,3 juta, sementara Bandung dan Surabaya mencapai 2 juta lebih.
C.Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi pada Masa Orde Baru
1. Dampak positif kebijakan politik pemerintah orde baru
- Pemerintah
mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekusaan lembaga kepresidenan
yang membuat semakin kuatnya peran negara dalam masyarakat.
- Situasi
keamanan pada masa Orde Baru relatif aman dan terjaga dengan baik
karena pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap
bertentangan dengan Pancasila.
- Dilakukan peleburan partai dimaksudkan agar pemerintah dapat mengontrol parpol.
2. Dampak negatif kebijakan politik pemerintahan orde baru
- Terbentuk pemerintahan orde baru yang bersifat otoriter.
- Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar kepada rakyat Indonesia.
Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan,
sementara 2 partai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra
sebagai negara demokrasi.
- Demokratisasi
yang terbentuk didasarkan pada KKN(Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme)sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak
mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.
3. Dampak positif kebijakan ekonomi pemerintahan orde baru
- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik.
- Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
- Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
4. Dampak negatif kebijakan ekonomi pemerintahan orde baru
- Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
- Pembagunan
yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
D.Perkembangan Revolusi Hijau dan Industrialisasi pada Masa Orde Baru
a.Revolusi Hijau
Kebijakan modernisasi pertanian pada masa Orde baru dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau.
Latar belakang munculnya revolusi Hijau
adalah karena munculnya masalah kemiskinan yang disebabkan karena
pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak sebanding dengan
peningkatan produksi pangan.
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menggalakan revolusi hijau ditempuh dengan cara :
1. Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi Pertanian di Indonesia dikenal dengan nama Panca Usaha Tani yang meliputi :
a. Pemilihan Bibit Unggul
b. Pengolahan Tanah yang baik
c. Pemupukan
d. Irigasi
e. Pemberantasan Hama
2. Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian,
yaitu Memperluas lahan tanah yang dapat ditanami dengan pembukaan
lahan-lahan baru (misal mengubah lahan tandus menjadi lahan yang dapat
ditanami, membuka hutan, dsb).
3. Diversifikasi Pertanian
Usaha
penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian melalui
sistem tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat mencegah
kegagalan panen pokok, memperluas sumber devisa, mencegah penurunan
pendapatan para petani.
Sejak
Pelita 1, Orde Baru selalu menitikberatkan pembangunan dalam bidang
pertanian, baik produksi, pertanian,teknologi pertanian. Hingga
pembukaan 1 juta lahan gambut di Kalimantan untuk dijadikan sawah. Hal ini mengakibatkan meningkatnya produksi pertanian dari waktu ke waktu. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Namun 10 tahun kemudian Indonesia
kembali menjadi Negara pengimpor beras. Hal ini disebabkan meningkatnya
jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan meningkatnya produksi
pertanian.
b.Industrialisasi
Pada
masa Orde Baru perkembangan industry mengalami pengembangan pesat. Hal
tersebut ditandai dengan meningkatnya modal asing yang ditanamkan di
Indonesia.
Dengan
industrialisasi juga merupakan proses budaya dimana dibangun masyarakat
dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris tradisional menuju
masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat industry.
Industrialisasi di Indonesia mempunyai dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya adalah dengan adanya industry maka makin meningkat
pula pendapatan per kapita serta tercapai efisiensi dan efektivitas
kerja. Sedang dampak negatifnya adalah banyak masyarakat kehilangan
pekerjaan karena penggunaan tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin
sehingga memunculkan pengangguran.
0 komentar:
Posting Komentar